Sabtu, 12 September 2020

,

One of Us is Lying (Satu Pembohong) - Karen M. Mcmanus

 


Judul: One of Us is Lying (Satu Pembohong)

Penulis: Karen M. Mcmanus

Penerjemah: Angelic Zaizai

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Tebal Buku: 408 halaman

Tahun Baca: 2020

My Ratings: 4.5⭐

 

Blurb:

Senin sore, lima murid memasuki ruang detensi.

Bronwyn, si genius, nilai akademis sempurna dan tidak pernah melanggar peraturan.

Addy, si cewek populer, gambaran sempurna pemenang kontes kecantikan.

Nate, si bandel, dalam masa percobaan karena transaksi narkoba.

Cooper, si atlet, pelempar bola andalan tim bisbol dan pangeran di hati semua orang.

Dan Simon, si orang buangan, pencipta aplikasi gosip terdepan memngenai kehidupan Bayview High.

Namun sebelum detensi berakhir, Simon tewas. Menurut para penyelidik, kematiannya disengaja. Apalagi kemudian ditemukan draft artikel gosip terbaru untuk ditayangkan pada Selasa, sehari setelah kematian Simon. Gosip heboh tentang empat orang yang berada dalam ruangan detensi bersamanya.

Mereka berempat dicurigai, dan semuanya punya rahasia terpendam. Salah satu diantara mereka pasti ada yang berbohong.

 

Review:

Pertama-tama sebelum baca buku ini, saya harus mikirin dulu daftar tokoh di dalam otak saya untuk menjalankan imajinasi. Dikarenakan sudut pandangnya berganti-ganti, itu adalah strategi saya agar tidak bingung saat membacanya. (tapi kalau kalian terserah sih mau gimana, asal paham aja)

Cerita ini dibawakan oleh semua sudut pandang orang pertama para tokohnya yaitu Bronwyn, Nate, Addy, dan Cooper secara bergantian.

Saya sendiri tidak menyangka bisa menyelesaikan buku ini dalam waktu yang cepat mengingat tebal bukunya yang lumayan.

Kisah bermula di Bayview High (sekolah) ketika Bronwyn, Nate, Addy, Cooper, dan Simon kena detensi karena katahuan membawa ponsel di kelasnya Mr. Avery (yang sebenarnya itu bukan ponsel mereka, entah gimana bisa berada di tas mereka).

Kemudian di ruang detensi, ada sebuah kejadian dan Simon Kelleher tiba-tiba mati karena reaksi alergi. Tentu saja semua kecurigaan mengarah pada Bronwyn, Nate, Addy, dan Cooper karena cuma mereka berempat yang ada disana waktu kejadian.

Ditambah lagi saat penyelidikan kematian Simon (si-narator-serba-tahu), terdapat bukti yang memberatkan mereka semua. Polisi menemukan entri yang belum sempat di post Simon di About That (aplikasi gosip buatannya) tentang rahasia mereka berempat. Itu membuat kecurigaan yang kuat sehingga mereka berempat dicurigai sebagai dalang atas pembunuhan Simon.

Para penyelidik menduga kejadian itu sebagai bentuk dendam dan ketidaksukaan karena Simon suka menyebarkan rahasia orang-orang di Bayview High di aplikasi ciptaannya itu. Walaupun gosipnya menggunakan inisial, semua orang di sana langsung tahu siapa yang sedang di jadikan bahan gosipan. Dan yang mengejutkan, semua gosip yang beredar itu selalu benar−entah gimana Simon bisa tahu.

Banyak kejadian akibat gosip yang Simon beberkan di aplikasinya itu menimbulkan hancurnya hidup dan mental orang-orang yang bersangkutan karena selalu menyinggung rahasia pribadi seseorang yang di gosipkan.

Pertanyaannya…

Siapakah orang dibalik kematian Simon?

Salah satu dari mereka pasti ada yang berbohong.

 

Waktu baca buku ini, saya langsung keinget sama film The Breakfast Club jika menyangkut tentang tokoh-tokohnya. Dan serial Pretty Little Liars yang sama-sama mengusung drama misteri remaja yang melibatkan kematian, polisi, dan hukum. Apalagi, karakter Bronwyn Rojas sama Spencer Hastings itu mirip banget!

 

Jadi, saya akan mulai membahas karakter-karakternya dulu.

 

Pertama, ada Bronwyn Rojas. Si cewek ambis yang selalu mendapat nilai akademis sempurna dan tidak pernah melanggar peraturan−seperti yang dituliskan di Blurb. Sampai ada kesalahannya yang dituliskan Simon di draft-nya (yang belum sempat terekspos, karena dia udah keburu mati) yang sangat disesali Bronwyn dengan melakukan kecurangan yang juga menyeretnya dalam kerunyaman kasus pembunuhan tersebut dan dapat memengaruhi lamaran kuliahnya nanti.

Jujur saja, saya suka sama karakter Bronwyn yang genius, cekatan, berpendirian, dan pemegang kendali penuh atas dirinya sendiri. Dia berasal dari keluarga terpandang yang mendidiknya untuk jujur dan bekerja keras−sama seperti kedua orangtuanya yang kompeten.

Dia juga tidak segan ikut turun tangan saat penyelidikan kasus pembunuhan Simon padahal dia kan enggak boleh karena dia juga salah satu dari tersangka. Tapi dia tetep nekat dan ngelakuin secara diam-diam.

Kedua, ada Nate Macauley. Cowok yang saya sukai di buku ini!!!

Dia tokoh yang gentle menurut saya walaupun gayanya emang berandalan, hahaha. Sering banget terlibat dalam transaksi narkoba sampai-sampai dia harus menjalani hukuman percobaan. Dia sebenarnya udah kenal Bronwyn sejak kecil tapi kayak orang nggak kenal gitu sampai mereka berdua sama-sama terjerat kasus pembunuhan tersebut. Lalu, saat menjalani penyelidikan inilah Nate dan Bronwyn terlibat perasaan.

…..

Namun masalahnya, aku memercayai dia. Aku takkan berlagak mengenal Nate luar-dalam setelah beberapa minggu, tapi aku tahu seperti apa rasanya sering mengucapkan suatu kebohongan kepada diri sendiri sehingga kebohongan itu menjadi kebenaran. Aku melakukannya, dan aku tidak pernah harus menjalani hidup dengan seluruh kemampuanku sendiri.

…..

Aww, saya suka banget sama interaksi mereka berdua di cerita ini. Mereka manis banget dan pendekatannya itu sangat natural, huhuhu.

Oh ya, Nate punya peliharaan reptil yang terinspirasi dari sosok pendiri Marvel yaitu, Stan dari Stan Lee!

…..

Waktu umurku Sembilan dan tergila-gila pada reptilia, Mom mengejutkanku karena memasang terarium berisi naga jenggot di ruang duduk. Kami menamainya Stan dari Stan Lee, dan aku masih memilikinya. Makhluk seperti itu hidup lama.

…..

Meski latar belakang mereka berdua beda banget. Karena Bronwyn berasal dari keluarga terhormat sedangkan Nate dari keluarga yang sangat berantakan. Tidak menghentikan langkah mereka untuk mendukung satu sam lain. Aaahhhh, keren abis!

…..

“Aku tahu. Itu−ya Tuhan, aku bahkakn tidak bisa menjelaskannya, Bronwyn. Kau hal terbaik yang pernah terjadi padaku, dan itu membuatku ngeri. Kupikir aku akan menghancurkanmu. Atau kau akan menghancurkanku. Begitulah kecenderungan yang terjadi di keluarga Macauley. Tapi kau tidak seperti itu.” Dia menghembuskan napas kuat-kuat dan suaranya memelan. “Kau tidak seperti siapapun. Aku sudah tahu itu sejak kita masih kecil, dan aku hanya−aku mengacau. Aku akhirnya punya kesempatan bersamamu dan aku mengacaukan semuanya.”

…..

Nate, I LOVE U SO MUCH, lah pokoknya!!!!! HAHAHA.

Ketiga, sosok Addy Prentiss. Si otak udang yang mau-mau aja hidupnya di kendalikan sama pacar brengseknya si-maniak-kontrol-munafik.

Selama masih pacaran dengan Jake Riordan, nggak ada satupun pikiran di kepala Addy kecuali tentang pacarnya dan kekuasaan picik tentang kepopuleran disekolah dengan seluruh teman-temannya.

Addy dalam cerita ini digambarkan sebagai cewek cantik yang lumayan seksi. Tapi selain itu, enggak ada lagi yang bisa ditawarkan. Sampai di akhir cerita atas semua hal yang menimpa dalam hidupnya, dia berubah jadi sosok pemberontak tangguh dalam penyelidikan kasus pembunuhan Simon.



Saya suka sama pembangunan karakter Addy yang akhirnya bisa lepas dari kontrol dan menjalani hidup atas kemauannya sendiri. Supercool!

Terakhir, ada Cooper Clay. Saya malah keinget sama tokoh Ken di film Barbie saat baca bagian dia, hahaha (enggak tahu kenapa, padahal nggak ada mirip-miripnya).

Saya tidak terlalu terkejut saat tahu bahwa rahasia yang dimiliki Cooper adalah orientasi seksualnya yang ternyata melenceng, uhuk! Pantas saja dia enggak berbuat macam-macam saat masih bersama pacar wanitanya karena ternyata itulah masalah dalam dirinya (kalian tahu kan saya ngomong apa?! Intinya-orang-luar-kan-sudah-biasa-melakukan-hal-begituan-meski-statusnya-masih-pacaran).

Dia sebenarnya anak baik-baik kok. Cuman ya, itu aja masalah buat dia. Awalnya, ayah Cooper menentang habis-habisan soal gay. Bahkan sebelum Cooper memberitahu keluarganya tentang orientasi seksualnya, ayahnya selalu berpendapat buruk tentang itu. Tapi keadaan mulai membaik di akhir cerita.

OMGGGHG!!!

Pokoknya, SAYA SUKA BANGET BUKU INI! Kayaknya dimasa mendatang, saya bakalan baca lagi, deh. Soalnya, setiap rangkaian peristiwa yang disajikan emang keren banget!

Cara mereka mengusut dan memecahkan misterinya beneran patut diacungi jempol. TWO THUMBS UP!👍👍

Walaupun begitu, tidak menutupi kenyataan bahwa versi terjemahan buku ini masih terdapat beberapa typo dan penggunaan kata yang kurang tepat. Tapi enggak apa-apa kok, sebagian besar masih bisa di pahami pembaca. Jadi enggak damage banget, wkwk.

Honestly, I NEED THE MOVIE OR A TV SERIES FOR THIS STORY!!!! (denger-denger sih mau dibuatin series gitu, tapi belum tahu juga deh)

Buat Nate sama Bronwyn, I really ship them together! 

Udah ah, byeeeee!💕

0 komentar:

Posting Komentar