Judul: One
of Us is Lying (Satu Pembohong)
Penulis:
Karen M. Mcmanus
Penerjemah:
Angelic Zaizai
Penerbit:
Gramedia Pustaka Utama
Tebal
Buku: 408 halaman
Tahun
Baca: 2020
My
Ratings: 4.5⭐
Blurb:
Senin
sore, lima murid memasuki ruang detensi.
Bronwyn, si genius, nilai akademis sempurna dan
tidak pernah melanggar peraturan.
Addy, si cewek populer, gambaran sempurna
pemenang kontes kecantikan.
Nate, si bandel, dalam masa percobaan karena
transaksi narkoba.
Cooper, si atlet, pelempar bola andalan tim
bisbol dan pangeran di hati semua orang.
Dan Simon,
si orang buangan, pencipta aplikasi
gosip terdepan memngenai kehidupan Bayview High.
Namun
sebelum detensi berakhir, Simon tewas. Menurut para penyelidik, kematiannya
disengaja. Apalagi kemudian ditemukan draft
artikel gosip terbaru untuk ditayangkan pada Selasa, sehari setelah kematian
Simon. Gosip heboh tentang empat orang yang berada dalam ruangan detensi
bersamanya.
Mereka berempat
dicurigai, dan semuanya punya rahasia terpendam. Salah satu diantara mereka
pasti ada yang berbohong.
Review:
Pertama-tama sebelum baca buku ini,
saya harus mikirin dulu daftar tokoh di dalam otak saya untuk menjalankan
imajinasi. Dikarenakan sudut pandangnya berganti-ganti, itu adalah strategi
saya agar tidak bingung saat membacanya. (tapi
kalau kalian terserah sih mau gimana, asal paham aja)
Cerita ini dibawakan oleh semua sudut
pandang orang pertama para tokohnya yaitu Bronwyn, Nate, Addy, dan Cooper
secara bergantian.
Saya sendiri tidak menyangka bisa
menyelesaikan buku ini dalam waktu yang cepat mengingat tebal bukunya yang
lumayan.
Kisah bermula di Bayview High
(sekolah) ketika Bronwyn, Nate, Addy, Cooper, dan Simon kena detensi karena
katahuan membawa ponsel di kelasnya Mr. Avery (yang sebenarnya itu bukan ponsel
mereka, entah gimana bisa berada di tas mereka).
Kemudian di ruang detensi, ada sebuah
kejadian dan Simon Kelleher tiba-tiba mati karena reaksi alergi. Tentu saja
semua kecurigaan mengarah pada Bronwyn, Nate, Addy, dan Cooper karena cuma
mereka berempat yang ada disana waktu kejadian.
Ditambah lagi saat penyelidikan
kematian Simon (si-narator-serba-tahu), terdapat bukti yang memberatkan mereka
semua. Polisi menemukan entri yang belum sempat di post Simon di About That
(aplikasi gosip buatannya) tentang rahasia mereka berempat. Itu membuat
kecurigaan yang kuat sehingga mereka berempat dicurigai sebagai dalang atas pembunuhan
Simon.

Para penyelidik menduga kejadian
itu sebagai bentuk dendam dan ketidaksukaan karena Simon suka menyebarkan
rahasia orang-orang di Bayview High di aplikasi ciptaannya itu. Walaupun
gosipnya menggunakan inisial, semua orang di sana langsung tahu siapa yang
sedang di jadikan bahan gosipan. Dan yang mengejutkan, semua gosip yang beredar
itu selalu benar−entah gimana Simon bisa tahu.
Banyak kejadian akibat gosip yang
Simon beberkan di aplikasinya itu menimbulkan hancurnya hidup dan mental
orang-orang yang bersangkutan karena selalu menyinggung rahasia pribadi
seseorang yang di gosipkan.
Pertanyaannya…
Siapakah orang dibalik kematian Simon?
Salah satu dari mereka pasti ada
yang berbohong.
Waktu baca buku ini, saya langsung keinget
sama film The Breakfast Club jika menyangkut tentang tokoh-tokohnya. Dan serial
Pretty Little Liars yang sama-sama mengusung drama misteri remaja yang
melibatkan kematian, polisi, dan hukum. Apalagi, karakter Bronwyn Rojas sama
Spencer Hastings itu mirip banget!
Jadi, saya akan mulai membahas
karakter-karakternya dulu.
Pertama, ada Bronwyn Rojas. Si cewek ambis
yang selalu mendapat nilai akademis sempurna dan tidak pernah melanggar
peraturan−seperti yang dituliskan di Blurb. Sampai ada kesalahannya yang
dituliskan Simon di draft-nya (yang
belum sempat terekspos, karena dia udah keburu mati) yang sangat disesali
Bronwyn dengan melakukan kecurangan yang juga menyeretnya dalam kerunyaman
kasus pembunuhan tersebut dan dapat memengaruhi lamaran kuliahnya nanti.
Jujur saja, saya suka sama karakter
Bronwyn yang genius, cekatan, berpendirian, dan pemegang kendali penuh atas
dirinya sendiri. Dia berasal dari keluarga terpandang yang mendidiknya untuk
jujur dan bekerja keras−sama seperti kedua orangtuanya yang kompeten.
Dia juga tidak segan ikut turun
tangan saat penyelidikan kasus pembunuhan Simon padahal dia kan enggak boleh
karena dia juga salah satu dari tersangka. Tapi dia tetep nekat dan ngelakuin
secara diam-diam.
Kedua, ada Nate Macauley. Cowok yang
saya sukai di buku ini!!!
Dia tokoh yang gentle menurut saya
walaupun gayanya emang berandalan, hahaha. Sering banget terlibat dalam
transaksi narkoba sampai-sampai dia harus menjalani hukuman percobaan. Dia sebenarnya
udah kenal Bronwyn sejak kecil tapi kayak orang nggak kenal gitu sampai mereka
berdua sama-sama terjerat kasus pembunuhan tersebut. Lalu, saat menjalani
penyelidikan inilah Nate dan Bronwyn terlibat perasaan.
…..
Namun masalahnya, aku memercayai
dia. Aku takkan berlagak mengenal Nate luar-dalam setelah beberapa minggu, tapi
aku tahu seperti apa rasanya sering mengucapkan suatu kebohongan kepada diri
sendiri sehingga kebohongan itu menjadi kebenaran. Aku melakukannya, dan aku
tidak pernah harus menjalani hidup dengan seluruh kemampuanku sendiri.
…..
Aww, saya suka banget sama
interaksi mereka berdua di cerita ini. Mereka manis banget dan pendekatannya
itu sangat natural, huhuhu.
Oh ya, Nate punya peliharaan reptil
yang terinspirasi dari sosok pendiri Marvel yaitu, Stan dari Stan Lee!
…..
Waktu umurku Sembilan dan
tergila-gila pada reptilia, Mom mengejutkanku karena memasang terarium berisi
naga jenggot di ruang duduk. Kami menamainya Stan dari Stan Lee, dan aku masih
memilikinya. Makhluk seperti itu hidup lama.
…..
Meski latar belakang mereka berdua beda
banget. Karena Bronwyn berasal dari keluarga terhormat sedangkan Nate dari
keluarga yang sangat berantakan. Tidak menghentikan langkah mereka untuk
mendukung satu sam lain. Aaahhhh, keren abis!
…..
“Aku tahu. Itu−ya Tuhan, aku
bahkakn tidak bisa menjelaskannya, Bronwyn. Kau hal terbaik yang pernah terjadi
padaku, dan itu membuatku ngeri. Kupikir aku akan menghancurkanmu. Atau kau
akan menghancurkanku. Begitulah kecenderungan yang terjadi di keluarga
Macauley. Tapi kau tidak seperti itu.” Dia menghembuskan napas kuat-kuat dan
suaranya memelan. “Kau tidak seperti siapapun. Aku sudah tahu itu sejak kita
masih kecil, dan aku hanya−aku mengacau. Aku akhirnya punya kesempatan bersamamu
dan aku mengacaukan semuanya.”
…..
Nate, I LOVE U SO MUCH, lah
pokoknya!!!!! HAHAHA.
Ketiga, sosok Addy Prentiss. Si otak udang
yang mau-mau aja hidupnya di kendalikan sama pacar brengseknya
si-maniak-kontrol-munafik.
Selama masih pacaran dengan Jake
Riordan, nggak ada satupun pikiran di kepala Addy kecuali tentang pacarnya dan
kekuasaan picik tentang kepopuleran disekolah dengan seluruh teman-temannya.
Addy dalam cerita ini digambarkan
sebagai cewek cantik yang lumayan seksi. Tapi selain itu, enggak ada lagi yang
bisa ditawarkan. Sampai di akhir cerita atas semua hal yang menimpa dalam
hidupnya, dia berubah jadi sosok pemberontak tangguh dalam penyelidikan kasus pembunuhan
Simon.
Saya suka sama pembangunan karakter
Addy yang akhirnya bisa lepas dari kontrol dan menjalani hidup atas kemauannya
sendiri. Supercool!
Terakhir, ada Cooper Clay. Saya malah
keinget sama tokoh Ken di film Barbie saat baca bagian dia, hahaha (enggak tahu kenapa, padahal nggak ada
mirip-miripnya).
Saya tidak terlalu terkejut saat
tahu bahwa rahasia yang dimiliki Cooper adalah orientasi seksualnya yang ternyata
melenceng, uhuk! Pantas saja dia
enggak berbuat macam-macam saat masih bersama pacar wanitanya karena ternyata itulah masalah dalam dirinya (kalian tahu kan saya ngomong apa?! Intinya-orang-luar-kan-sudah-biasa-melakukan-hal-begituan-meski-statusnya-masih-pacaran).
Dia sebenarnya anak baik-baik kok. Cuman
ya, itu aja masalah buat dia. Awalnya, ayah Cooper menentang habis-habisan soal
gay. Bahkan sebelum Cooper
memberitahu keluarganya tentang orientasi seksualnya, ayahnya selalu
berpendapat buruk tentang itu. Tapi keadaan mulai membaik di akhir cerita.
OMGGGHG!!!
Pokoknya, SAYA SUKA BANGET BUKU
INI! Kayaknya dimasa mendatang, saya bakalan baca lagi, deh. Soalnya, setiap rangkaian
peristiwa yang disajikan emang keren banget!
Cara mereka mengusut dan memecahkan
misterinya beneran patut diacungi jempol. TWO THUMBS UP!👍👍
Walaupun begitu, tidak menutupi
kenyataan bahwa versi terjemahan buku ini masih terdapat beberapa typo dan penggunaan kata yang kurang
tepat. Tapi enggak apa-apa kok, sebagian besar masih bisa di pahami pembaca. Jadi
enggak damage banget, wkwk.
Honestly, I NEED THE MOVIE OR A TV
SERIES FOR THIS STORY!!!! (denger-denger
sih mau dibuatin series gitu, tapi belum tahu juga deh)
Buat Nate sama Bronwyn, I really ship them together!
Udah ah, byeeeee!💕

















0 komentar:
Posting Komentar