Minggu, 16 Agustus 2020

,

Buku Latihan Soal Mantappu Jiwa - Jerome Polin Sijabat

 

Sumber gambar: Google


Judul: Buku Latihan Soal Mantappu Jiwa

Penulis: Jerome Polin Sijabat

Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama

Tebal Buku: 224 halaman

Tahun Baca: 2020

My Ratings: 4.0⭐

 

Blurb:

“Jadi ini buku soal latihan matematika ya, Jer?”

Bukan!

Kata orang, selama masih hidup, manusia akan terus menghadapi masalah demi masalah. Dan itulah yang akan kuceritakan dalam buku ini, yaitu bagaimana aku menghadapi setiap persoalan di dalam hidupku. Dimulai dari aku yang lahir dekat dengan hari meletusnya kerusuhan di tahun 1998, bagaimana keluargaku berusaha menyekolahkanku dengan kondisi ekonomi yang terbatas, sampai pada akhirnya aku berhasil mendapatkan beasiswa penuh S1 di Jepang.

Manusia tidak akan pernah lepas dari masalah kehidupan, betul. Tapi buku ini tidak hanya berisi cerita sedih dan keluhan ini-itu. Ini adalah catatan perjuanganku sebagai Jerome Polin Sijabat, pelajar Indonesia di Jepang yang iseng memulai petualangan di YouTube lewat channel Nihongo Mantappu.

Yuk, naik roller coaster di kehidupanku yang penuh dengan kalkulasi seperti matematika.

It may not gonna be super fun, but I promise it would worth the ride.

Minasan, let’s go, MANTAPPU JIWA!

 

Warning: Review ini mengandung Spoiler!

Review:

 Terus terang saja, saya membaca buku ini untuk yang kedua kalinya. Dan untuk yang kedua kalinya ini akhirnya saya memutuskan untuk membuat review. Tujuannya selain membantu orang yang sedang kebingungan memilih buku untuk dibaca, juga untuk mendokumentasikan hasil bacaan dari buku yang telah saya baca dalam bentuk tulisan.

Disini, Jerome memaparkan perjalanan hidupnya dari dia yang lahir berdekatan dengan kerusuhan besar-besaran pada tahun 1998. Lalu mimpinya sedari kecil yang sangat ingin pergi keluar negeri, yaitu dengan kuliah disana melalui beasiswa full yang diperjuangkannya mati-matian karena kondisi ekonomi keluarganya yang pas-pasan tidak mungkin bisa membiayainya. Hingga akhirnya, hasil kerja keras dan semua usaha yang dia lakukan berbuah manis dengan di terimanya dia di salah satu universitas terbaik di Jepang.

Saat membaca buku ini, saya belajar banyak dari seorang Jerome yang saya simpulkan bahwa dia termasuk sosok ambis yang selalu mendapat nilai bagus di sekolahnya. Karena tak lain dan tak bukan, semua usaha yang dilakukannya itu didasari oleh mimpinya sejak kecil agar bisa pergi keluar negeri seperti teman-temannya yang lain tetapi melalui jalan kuliah. Saya kagum bagaimana dia yang selalu melibatkan Tuhan dalam setiap langkah yang akan dihadapinya dan tak henti-hentinya berusaha sebaik mungkin dalam mengejar impiannya. Apalagi mimpi itu sudah dimilikinya sejak masih duduk di kelas dua SD! Bayangkan, untuk ukuran anak kecil yang sudah merencanakan mimpinya dari usia segitu, saya kira bakalan mudah berubah seperti halnya saya sendiri, hehehe. Karena saya ingat betul bagaimana saya yang masih kecil saat menentukan mimpi saya kedepannya itu malah selalu berubah-ubah. Pertama-tama, saya yang masih duduk di bangku TK bermimpi ingin menjadi seorang guru kelak ketika sudah dewasa, tetapi mimpi itu berubah saat saya masuk SD. Saya malah berkeinginan untuk menjadi dokter karena saya pikir dengan begitu saya bisa main suntik-suntik orang seenaknya (eh, enggak boleh gini loh ya!). Begitupun seterusnya hingga saya remaja, impian saya untuk masa depan masih berubah-ubah dan belum jelas L

Oke, balik lagi ke cerita Jerome. Di bukunya yang begitu menginspirasi para pembacanya ini, dia menceritakan tentang semua kerja keras yang dia jalani itu dia lalui bukan hanya semata-mata oleh kehebatan dan kerja keras dari dirinya sendiri, melainkan atas izin Tuhan dan dukungan dari keluarganya yang suportif untuk memperjuangkan mimpinya. Selain mengandung catatan perjalanan selama dia memperjuangkan beasiswa penuh, Jerome juga tak jarang menyelipkan soal matematika dan quotes ala dirinya sendiri dalam menghadapi permasalahan dengan tagar #rumusjerome. Tak lupa, gaya penulisannya dan caranya bercanda yang dia tuangkan disini, sama persis ketika dia ngomong (kalau kalian followers atau subscribers-nya pasti tahu, Jerome kan jokes banget orangnya walau kadang suka garing).  

Ada sebuah kata-kata yang saya suka dari buku ini. Dan kata-kata ini, Jerome tuangkan saat mengikuti lomba pidato di Jepang. Judulnya ‘Hal Kecil itu Penting’. Karena Jerome itu termasuk orang yang nggak bisa diem, suka mencoba hal baru, dan pastinya suka exploring, ikutlah dia lomba pidato itu. Dengan modal nekat dan keberanian karena kemampuan berbahasa Jepangnya masih sangat rendah (waktu itu dia baru belajar lima bulan sedangkan peserta lainnya sudah sangat pro dalam berbicara) tapi tentunya Jerome selalu percaya kebesaran Tuhan dalam kelancaran setiap langkahnya adalah yang paling penting. Begini, nih, kata-kata yang saya kutip dari bukunya:

 

“Aku percaya jika kita bisa bertanggung jawab atas hal kecil, kita juga bisa bertanggung jawab atas hal lebih besar. Tetapi jika kita tidak bisa bertanggung jawab atas hal kecil, kita tidak akan bisa bertanggung jawab atas hal lebih besar.”

 

Dari situ saya sendiri belajar untuk lebih memperhatikan dan lebih peduli lagi terhadap hal-hal kecil disekitar saya. Lanjut lagi soal perjuangan Jerome disini, yang akhirnya si Jerome Polin Sijabat ini diterima di Waseda University! Walaupun awalnya yang Jerome incar adalah Tokyo University, tetapi disitu dia sadar dan mulai menerima bahwa Roma yang dimaksud Tuhan belum tentu seperti Roma yang kita maksud. Pasti ada alasan kenapa Tuhan memilih jalan itu untuknya. Sampai mulailah Jerome telah disibukkan dengan kegiatan kuliah yang mengambil jurusan matematika terapan. Disitu dia mulai jenuh dan memulai buat beberapa video lucu yang dipostingnya di Instagram lalu menjadi hobi baru untuknya. Karena dia bisa menghibur orang lewat postingan tersebut dan dia rasa juga menyenangkan. Samapi akhirnya, Jerome membuat proyek YouTube Nihongo Mantappu yang dibantu oleh temannya hingga menghasilkan video pertamanya yang rilis pada desember 2017. Dengan konsistensi dan dukungan dari banyak pihak seperti keluarga dan para sahabat, Jerome tidak ingin membuat konten yang hanya bersifat kontroversial dan tidak mendidik, meski dia tahu itu akan membuat penonton videonya bertambah pesat, hati nuraninya selalu merasa tidak enak. Dia memikirkan apa yang akan terjadi dengan masa depan remaja dan Indonesia jika konten yang semacam itu selalu menjadi konsumsi banyak orang? Meskipun awalnya sempet nge-down, Jerome selalu mendapat dukungan dari orang-orang yang mengapresiasi konten-konten yang dia buat. Dari situ dia bersyukur dan bisa bertahan sampai saat ini.


“Karena ketika orang lain meragukan kita, siapa lagi yang percaya sama diri ini kalau bukan kita sendiri?” #rumusjerome


Hingga setelah berjalan beberapa lama, channel YouTube-nya bisa berjalan pesat berkat bantuan dari teman-teman dan tim-nya (melalui grup yang mereka buat berisikan orang-orang yang suka channel Nihongo Mantappu) dia bisa mencapai target 10.000 subscriber atas bantuan dan kerja sama tim itu.

Dan masih ada catatan perjalanan seorang Jerome Polin Sijabat di buku ini yang tidak akan saya paparkan lebih lanjut lagi. Silahkan kalian cari & baca bukunya, deh! Sangat bagus buat menginspirasi kalian yang sedang dalam masa memperjuangkan pendidikan dan masa depan. Cover dan ilustrasi di dalamnya juga sangat menarik dan colorful sehingga tidak akan membuat kita bosan saat menjelajah isinya. Bahwa intinya pelajaran yang bisa saya petik ketika membaca buku ini adalah, setiap mimpi itu layak diperjuangkan dan patut dibayar mahal. Dan jangan lupa untuk selalu menyertakan Tuhan dalam setiap langkah kita!

 

 “Ada hal yang tidak bisa kita control karena kita adalah manusia yang tebatas. Jadi, tugas kita adalah melakukan yang terbaik lalu menyerahkan sisanya kepada Tuhan.”  

#rumusjerome

“Apa yang kelihatan mustahil bagi manusia tidak mustahil bagi Tuhan, apa yang tidak pernah dilihat mata, didengar telinga, ataupun timbul di dalam hati manusia sekalipun, bisa diberikan Tuhan untuk kita.”

#rumusjerome

Saya jadi teringat perkataan guru saya dulu sewaktu di sekolah. Beliau bilang, “Kebanyakan orang sukses adalah orang yang mendekatkan dirinya dengan Tuhan. Manusia dengan keyakinan apapun, kalau sudah memliki koneksi yang baik dengan Tuhan-nya, semua yang kita hadapi di dunia pasti dimudahkan.”

Itu adalah kata-kata yang ingin terus saya jadikan pegangan untuk mengingatkan saya jika kita memiliki sang pencipta, Yang Maha Kuasa atas segala apapun di dunia.

Setelah baca buku ini, muncul suatu dorongan semu di dalam diri saya untuk terus berusaha mewujudkan sebuah impian. Semangat kita semua!!!💪😆😇

0 komentar:

Posting Komentar