Sumber gambar: Google
Judul: Buku Latihan Soal Mantappu Jiwa
Penulis: Jerome Polin Sijabat
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama
Tebal Buku: 224 halaman
Tahun Baca: 2020
My Ratings: 4.0⭐
Blurb:
“Jadi
ini buku soal latihan matematika ya, Jer?”
Bukan!
Kata orang, selama masih hidup, manusia akan terus
menghadapi masalah demi masalah. Dan itulah yang akan kuceritakan dalam buku
ini, yaitu bagaimana aku menghadapi setiap persoalan di dalam hidupku. Dimulai
dari aku yang lahir dekat dengan hari meletusnya kerusuhan di tahun 1998,
bagaimana keluargaku berusaha menyekolahkanku dengan kondisi ekonomi yang
terbatas, sampai pada akhirnya aku berhasil mendapatkan beasiswa penuh S1 di
Jepang.
Manusia tidak akan pernah lepas dari masalah
kehidupan, betul. Tapi buku ini tidak hanya berisi cerita sedih dan keluhan
ini-itu. Ini adalah catatan perjuanganku sebagai Jerome Polin Sijabat, pelajar
Indonesia di Jepang yang iseng memulai petualangan di YouTube lewat channel Nihongo Mantappu.
Yuk, naik roller
coaster di kehidupanku yang penuh dengan kalkulasi seperti matematika.
It may not gonna be super fun, but I promise it would
worth the ride.
Minasan, let’s go, MANTAPPU JIWA!
Review:
Terus terang saja, saya
membaca buku ini untuk yang kedua kalinya. Dan untuk yang kedua kalinya ini
akhirnya saya memutuskan untuk membuat review. Tujuannya selain membantu orang
yang sedang kebingungan memilih buku untuk dibaca, juga untuk mendokumentasikan
hasil bacaan dari buku yang telah saya baca dalam bentuk tulisan.
Disini, Jerome memaparkan perjalanan hidupnya dari dia
yang lahir berdekatan dengan kerusuhan besar-besaran pada tahun 1998. Lalu
mimpinya sedari kecil yang sangat ingin pergi keluar negeri, yaitu dengan
kuliah disana melalui beasiswa full yang diperjuangkannya mati-matian karena
kondisi ekonomi keluarganya yang pas-pasan tidak mungkin bisa membiayainya.
Hingga akhirnya, hasil kerja keras dan semua usaha yang dia lakukan berbuah
manis dengan di terimanya dia di salah satu universitas terbaik di Jepang.
Saat membaca buku ini, saya belajar banyak dari seorang
Jerome yang saya simpulkan bahwa dia termasuk sosok ambis yang selalu mendapat
nilai bagus di sekolahnya. Karena tak lain dan tak bukan, semua usaha yang
dilakukannya itu didasari oleh mimpinya sejak kecil agar bisa pergi keluar
negeri seperti teman-temannya yang lain tetapi melalui jalan kuliah. Saya kagum bagaimana dia yang selalu melibatkan Tuhan dalam setiap
langkah yang akan dihadapinya dan tak henti-hentinya berusaha sebaik mungkin
dalam mengejar impiannya. Apalagi mimpi itu sudah dimilikinya sejak masih duduk
di kelas dua SD! Bayangkan, untuk ukuran anak kecil yang sudah merencanakan
mimpinya dari usia segitu, saya kira bakalan mudah berubah seperti halnya saya
sendiri, hehehe. Karena saya ingat betul bagaimana saya yang masih kecil saat menentukan
mimpi saya kedepannya itu malah selalu berubah-ubah. Pertama-tama, saya yang
masih duduk di bangku TK bermimpi ingin menjadi seorang guru kelak ketika sudah
dewasa, tetapi mimpi itu berubah saat saya masuk SD. Saya malah berkeinginan
untuk menjadi dokter karena saya pikir dengan begitu saya bisa main
suntik-suntik orang seenaknya (eh, enggak boleh gini loh ya!). Begitupun
seterusnya hingga saya remaja, impian saya untuk masa depan masih berubah-ubah
dan belum jelas L
Oke, balik lagi ke cerita Jerome. Di bukunya yang begitu
menginspirasi para pembacanya ini, dia menceritakan tentang semua kerja keras
yang dia jalani itu dia lalui bukan hanya semata-mata oleh kehebatan dan kerja
keras dari dirinya sendiri, melainkan atas izin Tuhan dan dukungan dari
keluarganya yang suportif untuk memperjuangkan mimpinya. Selain mengandung
catatan perjalanan selama dia memperjuangkan beasiswa penuh, Jerome juga tak
jarang menyelipkan soal matematika dan quotes ala dirinya sendiri dalam
menghadapi permasalahan dengan tagar #rumusjerome.
Tak lupa, gaya penulisannya dan caranya bercanda yang dia tuangkan disini, sama
persis ketika dia ngomong (kalau kalian followers atau subscribers-nya pasti
tahu, Jerome kan jokes banget orangnya walau kadang suka garing).
Ada sebuah kata-kata yang saya suka dari buku ini. Dan
kata-kata ini, Jerome tuangkan saat mengikuti lomba pidato di Jepang. Judulnya ‘Hal
Kecil itu Penting’. Karena Jerome itu termasuk orang yang nggak bisa diem, suka
mencoba hal baru, dan pastinya suka exploring, ikutlah dia lomba pidato itu. Dengan
modal nekat dan keberanian karena kemampuan berbahasa Jepangnya masih sangat
rendah (waktu itu dia baru belajar lima bulan sedangkan peserta lainnya sudah
sangat pro dalam berbicara) tapi
tentunya Jerome selalu percaya kebesaran Tuhan dalam kelancaran setiap
langkahnya adalah yang paling penting. Begini, nih, kata-kata yang saya kutip dari bukunya:
“Aku percaya jika kita
bisa bertanggung jawab atas hal kecil, kita juga bisa bertanggung jawab atas
hal lebih besar. Tetapi jika kita tidak bisa bertanggung jawab atas hal kecil,
kita tidak akan bisa bertanggung jawab atas hal lebih besar.”
Dari situ saya sendiri belajar untuk lebih memperhatikan
dan lebih peduli lagi terhadap hal-hal kecil disekitar saya. Lanjut lagi soal perjuangan
Jerome disini, yang akhirnya si Jerome Polin Sijabat ini diterima di Waseda
University! Walaupun awalnya yang Jerome incar adalah Tokyo University, tetapi
disitu dia sadar dan mulai menerima bahwa Roma yang dimaksud Tuhan belum tentu
seperti Roma yang kita maksud. Pasti ada alasan kenapa Tuhan memilih jalan itu
untuknya. Sampai mulailah Jerome telah disibukkan dengan kegiatan kuliah yang
mengambil jurusan matematika terapan. Disitu dia mulai jenuh dan memulai buat
beberapa video lucu yang dipostingnya di Instagram lalu menjadi hobi baru
untuknya. Karena dia bisa menghibur orang lewat postingan tersebut dan dia rasa
juga menyenangkan. Samapi akhirnya, Jerome membuat proyek YouTube Nihongo
Mantappu yang dibantu oleh temannya hingga menghasilkan video pertamanya yang
rilis pada desember 2017. Dengan konsistensi dan dukungan dari banyak pihak
seperti keluarga dan para sahabat, Jerome tidak ingin membuat konten yang hanya
bersifat kontroversial dan tidak mendidik, meski dia tahu itu akan membuat
penonton videonya bertambah pesat, hati nuraninya selalu merasa tidak enak. Dia
memikirkan apa yang akan terjadi dengan masa depan remaja dan Indonesia jika
konten yang semacam itu selalu menjadi konsumsi banyak orang? Meskipun awalnya
sempet nge-down, Jerome selalu mendapat dukungan dari orang-orang yang mengapresiasi
konten-konten yang dia buat. Dari situ dia bersyukur dan bisa bertahan sampai
saat ini.
“Karena ketika orang lain
meragukan kita, siapa lagi yang percaya sama diri ini kalau bukan kita sendiri?”
#rumusjerome
Hingga setelah berjalan beberapa lama, channel
YouTube-nya bisa berjalan pesat berkat bantuan dari teman-teman dan tim-nya
(melalui grup yang mereka buat berisikan orang-orang yang suka channel Nihongo
Mantappu) dia bisa mencapai target 10.000 subscriber atas bantuan dan kerja
sama tim itu.
Dan masih ada catatan perjalanan seorang Jerome Polin
Sijabat di buku ini yang tidak akan saya paparkan lebih lanjut lagi. Silahkan kalian
cari & baca bukunya, deh! Sangat bagus buat menginspirasi kalian yang
sedang dalam masa memperjuangkan pendidikan dan masa depan. Cover dan ilustrasi
di dalamnya juga sangat menarik dan colorful sehingga tidak akan membuat kita
bosan saat menjelajah isinya. Bahwa intinya pelajaran yang bisa saya petik
ketika membaca buku ini adalah, setiap mimpi itu layak diperjuangkan dan patut dibayar
mahal. Dan jangan lupa untuk selalu menyertakan Tuhan dalam setiap langkah
kita!
“Ada hal yang tidak bisa kita control karena
kita adalah manusia yang tebatas. Jadi, tugas kita adalah melakukan yang
terbaik lalu menyerahkan sisanya kepada Tuhan.”
#rumusjerome
“Apa yang kelihatan
mustahil bagi manusia tidak mustahil bagi Tuhan, apa yang tidak pernah dilihat
mata, didengar telinga, ataupun timbul di dalam hati manusia sekalipun, bisa
diberikan Tuhan untuk kita.”
#rumusjerome
Saya jadi teringat perkataan guru saya dulu sewaktu di
sekolah. Beliau bilang, “Kebanyakan orang sukses adalah orang yang mendekatkan
dirinya dengan Tuhan. Manusia dengan keyakinan apapun, kalau sudah memliki koneksi
yang baik dengan Tuhan-nya, semua yang kita hadapi di dunia pasti dimudahkan.”
Itu adalah kata-kata yang ingin terus saya jadikan
pegangan untuk mengingatkan saya jika kita memiliki sang pencipta, Yang Maha
Kuasa atas segala apapun di dunia.
Setelah baca buku ini, muncul suatu
dorongan semu di dalam diri saya untuk terus berusaha mewujudkan sebuah impian.
Semangat kita semua!!!💪😆😇
















0 komentar:
Posting Komentar