Judul: Jika Kita Tak Pernah Jatuh Cinta
Penulis: Alvi Syahrin
Penerbit: Gagas Media
Tebal Buku: 224 halaman
Tahun Baca: 2020
My Ratings: 4.0⭐
Blurb:
Terkadang, cinta memang sakit dan rumit. Namun, bisa
pula membuat bahagia dan senyum tidak ada habisnya. Keduanya bersimpangan,
tetapi pasti kita rasakan.
Jika Kita Tak Pernah Jatuh Cinta dituliskan untukmu
yang pernah merasa terpuruk karena cinta, lalu bangkit lagi disebabkan hal yang
sama.
Review:
Awalnya, saya mengira buku ini pasti menceritakan tentang
kisah cinta dua sejoli yang menye-menye lalu berakhir dengan penyesalan atau semacamnya,
soalnya dari judul dan blurb-nya aja begitu.
Tapi enggak! Salah besar kalau saya masih mikir gitu.
Karena nyatanya, saya sudah baca habis dan lagi-lagi menemukan buku dengan
banyak pesan yang diberikan dalam sebuah tulisan kepada para pembacanya. Keren
banget, deh, ah!
Di dalam buku ini, saya menemukan banyak kisah cinta
yang dituliskan ke dalam berbagai sudut pandang. Dari yang merasakan cinta
pertama, cinta ditolak, cinta dalam diam, kisah cinta yang tidak sehat, sampai
kisah cinta beda agama pun ada, dan pastinya masih banyak lagi.
…..
Mengapa kau menanti bunga
darinya bila kau bisa menanam bungamu sendiri?
…..
Saya yang tidak mengerti tentang percintaan pun mulai
bisa memahami apa yang dirasakan teman-teman saya ketika mereka menjalin
hubungan. Soalnya, beberapa kisah mereka ada yang mirip-mirip sih di buku ini. Kayaknya
si penulis sendiri berpengalaman banget deh tentang beginian. Pasti selain dia
pernah merasakannya, si penulis juga membuat pengamatan tersendiri tentang
pacarannya anak-anak jaman sekarang yang cenderung tidak sehat.
Contoh kecil aja, nih, ya, yang sering saya temui.
Saya sering banget ketemu dan lihat muda-mudi yang lagi boncengan motor di
jalan. Si cewek suka nemplok di punggung cowoknya udah kayak cicak nempel di
tembok. Seolah-olah, dia udah ngegantungin dan pasrahin seluruh hidupnya sama
si lelaki. Padahal mereka masih muda banget, bisa dibilang masih seukuran
remaja tanggung. Sayang banget sih L
…..
Mencintai terasa seperti
bermain judi. Semakin banyak yang kau beri, semakin banyak kerugian yang
mungkin kau dapatkan.
…..
Saya bingung harus ngomong apa lagi. Pokoknya, buku
ini mengajarkan kita bahwa hidup tidak hanya melulu soal mencinta dan dicintai.
Masih banyak hal penting yang harus dikejar selain mendapatkan cinta dari orang
lain.
…..
Selama ini, society dan
media selalu mendoktrin kita: Cinta adalah segalanya. Kemesraan di Instagram
adalah relationship goals. Sendiri adalah sesuatu yang sering dipermalukan.
Akhir bahagia adalah jika pasangan yang saling mencintai bersatu. Akhir buruk
jika mereka berpisah−padahal, kan, belum tentu begitu.
…..
Buat kalian yang mau tahu lebih lanjut mengenai buku
ini, silahkan baca sendiri, ya! Selain membahas cinta di persoalan duniawi,
buku ini juga mengingatkan tentang kadar kedekatan kita dengan Tuhan yang
diberikan melalui beberapa penggalan ayat dalam Al-Quaran. Dijamin banyak
pesannya dan nggak bakalan nyesel udah baca buku ini. Sekaligus bisa banget
buat renungan ke diri kita.
Oh, iya. Buat kak Alvi, makasih udah nulis buku ini. J
















0 komentar:
Posting Komentar